Saturday, April 19, 2008

RESTRUKTURISASI PENDIDIKAN DI AMERIKA SERIKAT

RESTRUKTURISASI PENDIDIKAN DI AMERIKA SERIKAT


Sekolah-sekolah negeri kita saat ini ditata untuk melayani kebutuhan masyarakat yang sederhana”, begitu diungkap oleh Futrell. Ruang kelas yang besar, dengan kursi yang ditata berjenjang, instruksi guru yang terpusat, disiplin ketat, pembuatan keputusan yang terpusat, dan ujian standar semuanya mewakili asumsi abad ke-19 tentang sekolah.

Pada tahun 1983 seiring dengan publikasi A National at Risk, konsep tentang restrukturisasi pendidikan mulai dilakukan. Restrukturisais yang harus terjadi untuk mendukung lingkungan sosial dan politik, menyarakan pergerakan nasional untuk mereformasi organisasi dan manajemen bersama-sama dengan proses dan isi dari pembelajaran. Restrukturisasi bermanakan kualitas yang holistik secara mendalam.


PERUBAHAN AGENDA NASIONAL

Selama separuh abad pertama, strategi yang dominan dalam peruibahan pendidikan adalah model difusi inovasi yang pertama-tama dilakukan pada sektor pertanian.

Bersama-sama dengan model inovasi difusi tersebut, setidaknya ada tiga proses yang saling berhubungan yang berdampak signifikan terhadap proses perubahan didalam pendidikan Amerika pada abad ke-20, yaitu: (1) Tata kelola (governance), (2) finance, dan (3) kurikulum dan instruksi.


1950an: Tantangan bagi Kontrol Lokal

Ada dua peristiwa besar pada tahun 1950an terkait dengan dasar dari kontrol lokal. Pertama adalah keputusan Pengadilan Tinggi tahun 1954, antara Brown versus Dewan Pendidikan, yang akhirnya menetapkan hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan bagi minoritas serta pihak-pihak yang secara historis menjadi korban dari sistem sekolah lokal.

Satelit Soviet terkenal, Sputnik, secara signifikan mempengaruhi sistem pendidikan Amerika Serikat.

Perubahan signifikan dari pendidikan tradisional berarti bahwa program-program akademik baru dikembangkan oleh “pihak luar” yang memiliki maksud untuk membuat diri mereka didalam sekolah-sekolah lokal.


Tahun 1960an: Ledakan Beragam Ekspektasi

Agenda pendidikan nasional sudah mengalami perubahan dramatis selama tahun 1960an. John F. Kennedy’s New Frontier dan Lyndon B. Johnson’s Great Society membuat tujuan-tujuan dan prioritas-prioritas baru didalam bidang pendidikan serta akses yang lebih besar terhadap proses pembuatan keputusan.


Tahun 1970an: AKUNTABILITAS

Gangguan sosial dan pendidikan pada tahun 1960an mulai stabil pda tahun 1970an. Leon Lissinger menulis, “Akuntabilitas adalah sin qua non bagi pendidikan pada tahun 1970an”.

Negara, legislator, pembayar pajak, dan orang tua semuanya memiliki posisi sebagai pendidik.

California adalah satu dari negara bagian pertama yang menetapkan legislasi yang ditujukan untuk keterbukaan proses belajar mengajar di kelas, yang ditujukan untuk guru sendiri maupun untuk murid.


Tahun 1980an: Pergerakan Menuju Restrukturisasi

Penetapan Agenda

Pada awal 1980a, ada tiga kekuatan yang diberikan untuk memberikan lompatan dramatis bagi pergerakan restrukturisasi pendidikan. Ketakutan, harapan, dan aktivitas nasional dari A Nation at Risk, yang merupakan cita-cita pendidikan, dan agenda politik dari pemerintahan Reagan semuanya nampaknya berjalan dengan sangat bagus.

Gelombang harapan tentang pendidikan murah dengan kualitas yang bagus banyak mendapatkan kritik. Bill Honig menangkap esensi dari berbagai respon yang ada. “Presiden Berujar, ‘Anda hanya memerlukan hati’. Beliau tidak pernah membuat pernyataan tentang militer. Dapatkah anda bayangkan pernyataan beliau didalam peperangan, ‘Ok, anda tidak memiliki alat perang yang memadahi dan tidak pernah ikut pelatihan perang, namun jika anda memiliki hati, cukupkah anda bisa memenangi peperangan tersebut?”


Gelombang Reformasi Pertama: 1983 - 1986

Gelombang reformasi pertama didasarkan kepada premis bahwa masalah pendidikan dari suatu negara dapat terarah kepada masalah rendahnya standar akaedmei dan buruknya kualitas instruksi.

Reformasi pertama dalam beidnag pendidikan sering diciirkan oleh top down. Yaitu pemerintah negara bagian mengontrol proses reformasi dan membuat para pendidik “mengambil obat-obatan mereka”, artinya sarana dan prasarana serta insentif bagi pendidik.

Pemerintah negara bagian mulai menghasilkan kerangka kurikulum model yang rinci.


Kenaikan Gaji

Jadi jelasnya, untuk bisa kompetitif dengan berbagai sektor dan untuk mendapatkan lulusan terbaik maka institusi pendidikan wajib memperbaiki struktur gajinya.

Didalam usaha agar bisa bersaing secara efektif, negara bagian cenderung untuk “bottom load” untuk kenaikan gajinya.

Untuk memperbaiki skala gaji standar, dan untuk mencapai yang terbaik maka, sistem kompensasi berbasis kinerja diperkenalkan.


Merit Pay

Masalah yang dihadapi didalam merit pay adalah penentuan tentang apakah standar yang bisa dipakai. Malah semakin rumit karena biasanya kuota guru diberi imbalan berdasarkan evaluasi kinerja subyektif.

Rencana merit pay ini ditolak pada pertengahan 1980an, karena guru tidak percaya dengan sistem tersebut.


Perbedaan Staffing Pengajar

Berdasarkan rubric perbedaan staffing, kita bisa menemukan banyak sekali nama program, Namun pada umumnya program tersebut bisa dibagi kedalam: career ladders, mentor, master, atau lead teacher.

Career ladders mempromosikan pandangan bahwa guru harus menjadi suatu karir dan bukan pekerjaan.

Master, mentor dan lead teacher adalah istilah yang biasanya digunakan secara bergantian. Perannya ditujukan untuk memperkuat guru namun bukan untuk membuat kerangka bagi struktur karir lulusan.

Hujan kritik terhadap sistem ini pun tidak bisa dikatakan sedikit. Kritik tersebut terutama tertuju kepada pembuatan hirarki guru yang pada akhirnya akan membuat kontrol terpusat dan membentuk lapisan-lapisan birokrasi yang lebih banyak serta pembatasan guru.


Persiapan Guru

Banyak negara bagian yang mengadopsi perubahan restrukturisasi dengan mengisi guru-guru yang memiliki kualitas bagus. Guru-guru prospektif banyak yang dirangking rendah didalam test SAT, dengan nilai yang berada di kuartil bawah.

Negar abagian melakukan tes kompetensi yang akhirnya hasilnya sangat tidak cocok dengan kenyataan.

Resertifikasi guru memainkan peran penting didalam memperbaiki kualitas belajar mengajar.


Akuntabilitas

Pendekatan top-down tentu akan mempengaruhi akuntabilitas. Penekanan ini tidak berakhir dengan gelombang pertama namun berlangsung selama beberapa dekade.

Sekretaris Pendidikan, William Bennett mendefinisikan tentang akuntabilitas didalam bidang pendidikan. “Berilah imbalan atas keberhasilan, bukan kegagalan. Tutup sekolah-sekolah yang gagal atau ganti personel-pesonelnya. Ancam guru-guru yang tidak kompeten. Ancam kepala sekolah yang tidak peduli dengan pekerjaan mereka. Ganti mereka dengan orang-orang yang memiliki visi dan komitmen bagus”.


Kebangkrutan Bidang Pendidikan

Reformasi gelombang pertama dalam bidang pendidikan memulai babak baru usaha-usaha untuk menghancurkan tempat-tempat pendidikan yang memang tidak memiliki kualitas bagus, hal ini sama seperti yang dialami oleh dunia perbankan.

Pada akhir 1989, delapan negara bagian sudah memberlakukan status kebangkrutan dalam pendidikan. Tiap-tiap negara bagian memerintahkan distrik lokal untuk melakukan evaluasi secara periodik.

Jika suatu lembaga pendidikan di distrik tersebut ditemukan selalu berada dalam kualitas buruk, dan tidak ada kemungkinan untuk diperbaiki, maka harus segera diberi sanksi dan dinyatakan bangkrut.


Kesimpulan: Gelombang Pertama

Gelombang pertama dalam reformasi pendidikan di AS dimulai adpa thaun 1980an yang terutama dilakukan pada tingkat pemerintah negara bagian.

Pada pertengahan tahun 1980an, reformasi tidak berhenti di tengah jalan, terutama masalah pengajaran (untuk guru) dan proses belajar mengajar.


Gelombang Reformasi Babak KeduaL 1986 – 1990an dan berikutnya

Jika gelombang pertama reformasi pendidikan lebih banyak mengidentifikasikan guru sebagai sumber Masalahnya, maka gelombang kedua lebih banyak diarahkan untuk mencari solusinya.

Berbagai usaha yang dilakukan diarahkan untuk memperbaiki status profesional guru dan memberikan kepada mereka lebih banyak otonomi, pelatihan, kepercayaan kesempatan ….

Manajemen Berbasis Sekolah

Pemberdayaan menjadi Manajemen Berbasis Sekolah ( SBM) bagi guru untuk sekolah.Setiap sekolah diberikan kebebasan dan fleksibilitas yang dibutuhkan untuk merespon secara kreatif untuk objek pendidikannya, dan hal tersebut berhadapan dengan kebutuhan siswa. Berbagai model SBM muncul di sekeliling negara pada akhir tahun 1980an, akan tetapi empat program muncul, seperti untuk menetapkan parameter kunci. Sistem Dade County Public adalah sekolah daerah terbesar keempat di Amerika Serikat. Pada bulan Juli 1986 papan sekolah membuktikan sebuah program pilot pada 32 dari 272 sekolah yang disebut Sekolah Berbasis Manajemen/School-Based Manajemen atau Membuat Keputusan Bersama/Shared Decision Making (SBM/SDM) – yang pertama untuk mempertimbangkan manajemen dan kedua untuk guru. Pilot program bekerja seperti sebuah kolaborasi usaha dengan system perserikatan kepemimpinan pengurus dan guru.

Model Dade County menetapkan lingkaran kepemimpinan ( diperagakan setelah lingkaran kualitas pabrik Jepang) dari guru yang mempelajari isu yang meliputi keputusan anggaran, staff dan program akademik.

Catatan pokok dari model Dade County adalah tidak ada kekuatan asli yang telah ditransformasikan dari pengurus sekolah pada guru sekolah.Guru bertindak di dalam sebuah kapasitas penasehat, sekalipun hanya dalam 18 bulan pertama belajar, laporan utama bahwa mereka telah membuktikan hamper semua keputusan ditujukan oleh guru dalam lingkaran kepemimpinan.Bagaimanapun, prinsip cadangan berhak untuk mengatakan akhir dalam semua permasalahan.

East Baton Rouge Parish School System di Lousiana mengadopsi sebuah system manajemen berbasis- sekolah pada tahun 1988, yang diharapkan akan meningkatkan prestasi akademik dari sekolah pilot yang meluluskan 102 dalam sebuah area.

Komponen utama dari model SBM tertentu ini adalah sebuah ciptaan dari sebuah dewan penasehat untuk masing – masing sekolah yang terdiri dari tiga guru, tiga orang tua, dua anggota staff lain, prinsip , dan dua anggota masyarakat.Dikarenakan mereka adalah dewan penasehat, di sana tidak ada transfer kekuatan untuk keseluruhan, otoritas mereka terbatas untuk merekomendasikan tidak untuk menetapkan perubahan.

“Chicago Revolution” mulai pada bulan Desember 1988 ketika gubernur Illinois menandatangani sebuah rancangan undang – undang yang mengatakan akan mentransformasikan pendidikan dalam kota tersebut untuk selamanya.Tidak seperti penelitian Baton Rouge, reformasi Chicago mentransfer kekuatan asli untuk dewan yang baru.

Masing – masing penasehat berkuasa untuk mengalokasikan anggaran sekolah, memberikan hak berusaha untuk peningkatan sekolah, seperti halnya prinsip api dan sewa.Dibawah hokum yang baru, setengah prinsip yang dimiliki Chicago menghilangkan masa kerja jabatan pada tahun 1990 dan setengah yang lain pada tahun 1991. Penasehat memilih prinsip mereka sendiri yang melayani pelaksanaan kontrak dibawah empat tahun. Reformasi Chicago menempatkan prinsip dalam peran pahlawan atau penajahat. Sekolah seperti sebuah organisasi dan guru tidak nampak sebagai aktor utama dalam usaha besar terhadap perubahan.

Los Angeles Unified School District rata – rata dihadiri oleh 500 siswa setiap harinya.Model dari manajemen menghasilkan pengalaman 1 hari penemuan guru pada bulan Mei 1989.Untuk beberapa Perserikatan Persatuan Guru Los Angeles telah menekankan kekuataan tambahan membuat keputusan yang dewan sekolah menolak dengan tegas untuk mengabulkan. Kontrak tiga tahun yang akhirnya bernegoisasi menyertakan hasil dari penasehat sekolah local yang membentuk basis program manajemen berbasis sekolah.Dewan kemudian membuat keputusan asli yang telah ditransfer untuk mereka dengan kontrak baru.Keanggotaan masing – masing penasehat sekolah akan tersusun dari 50% guru ( yang hamper menjamin control) dengan menyisakan seperti campuran pengurus, orangtua, dan staf sekolah lain.

Empat model dari manajemen berbasis sekolah baru – baru ini membahas untuk mengenalkan beberapa pendekatan yang berbeda dalam usaha merestrukrurisasi pendidikan.Pusat potongan dari empat model merupakan hasil dari penasehat local sekolah. Dalam kasus Dade County dan East Baton Rouge, memulai pembaharuan dengan sukarela melalui kebijakan dewan pengurus untuk memilih sejumlah sekolah panduan. Guru – pengurus sukarela bekerjasama demi tujuan akhir yang biasanya merupakan menjadi kunci keberhasilan

Model SBM Los Angeles merupakan hasil dari sebuah kontrak negosiasi.Dewan sekolah juga membuat kekuatan keputusan asli yang ditransfer untuk mereka, akan tetapi dalam permasalahan ini hanya dikhususkan untuk durasi kontrak.

Deregulasi

Sekolah berusaha untuk merestrukturisasi program pendidikannya tanpa mengubah peraturan – peraturan yang ENCASE seperti sebuah perahu layar yang muncul SAIL ke permukaan tanpa CASTING OFF yang memegang FIRMLY TO THE PIER.

Sejumlah pendekatan untuk deregulasi ditawarkan.Di School District, deregulasi berarti pindah ulang pada pertengahan manajemen, jadi prinsip khusus sekolah dikunci dalam lingkaran kegagalan dan POVERTY REPORT secara langsung untuk SUPERINTENDENT.

Apapun formula deregulasi, gelombang kedua dari gerakan pembaharuan dalam banyak contoh mengambil pandangan bahwa pendidikan lebih memungkinkan untuk jumlah uang yang sama.


KESIMPULAN

Usaha awal untuk mengevaluasi gelombang pertama dan kedua pada tahun 1980 menghsilkan pengambilan keputusan lebih dibandingkan di dalam sebuah kelas aerobik.Sebagaimana pada akhir decade, semua strategi reformasi dalam beberapa bentuk lain masih dalam keadaan hidup, akan tetapi tentunya beberapa lebih baik sehat dibandingkan dengan yang lain.

Barangkali salah satu peramal terbaik mungkin terjadi pada masa depan ( dan mengapa) berasal dari Larry Cuban yang melihat pemecahan masalah dalam bidang rancang bangun secara mendalam.Para insiyur cenderung mengelompokkan permasalhan sebagai quality control atau pola isu, atau kombinasi keduanya.Permasalahan quality control dia sebut perubahan order – pertama,dan permasalahan desain dia sebut perubahan order – kedua.

Di dalam pendidikan, seperti halnya dalam rancang bangun, perubahan order pertama muncul lebih baik apa yang dilakukan dengan pasti, akan tetapi lebih efektif dan efesien untuk melakukannya. Perubahan order pertama meliputi, contohnya kenaikan gaji, memilih buku teks yang lebih baik, membutuhkan kursus tambahan, meningkatkan syarat – syarat kelulusan, membutuhkan tes tambahan, membutuhkan tambahan jam dalam layanan pelatihan, membutuhkan pelatihan dan rekrutmen guru yang lebih baik, menyediakan alokasi sumber daya yang lebih layak, dan tingakat tanggungjawab yang lebih tinggi.

Cuban menulis tentang order – pertama, reformasi quality control.

Mereka mencari untuk membuat system yang ada lebih produktif, tidak menganggu peran dasar ruang kelas atau struktur penguasaan sekolah.Desain historis dari pendidikan yang diterima umum dalam sekolah yang berkenaan dengan kota pada pertengahan abad 19 sangat utama menyisakan secara utuh.Tiga decade dari pemerintah pusat dan intervensi Negara telah dimuat dengan jelas terhadap perubahan order-pertama yang telah memperkuat struktur yang adar dari pendidikan yang diterima.

Tingkat reformasi kedua menyertakan isu perubahan struktur dan penguasaan yang dibutuh secara signifikan pada individu dan perilaku organisasi, peran organisai, budaya sekolah, proses penetapan membuat keputusan dan prosedur standar pengoperasian.

Ilustrasi dari reformasi order – kedua meliputi, contohnya; memusatkan pada intruksi siswa, pengajaran tim, manajemen berbasis sekolah, program pembelajaran, jadwal yang fleksibel, membedakan staf, guru, atau orang tua- sekolah, sekolah dalam sebuah sekolah dan sekolah tanpa penilaian.

Pengujian lingkup reformasi order prtama dan kedua seperti membandingkan dengan gelombang reformasi pertama dan kedua selama tahun 1980, sebuah observasi umum gelombang pertama cenderung mendominasi ( meskipun tidak secara eksklusif ) dengan variasi order – pertama “ top down”.Secara historis, Cuban meneliti tipe ini yang menjadi paling sukses. Karena abad berputar, keberhasilan reformasi sekolah – perubahan telah disatukan ke dalam rutinitas operasi sekolah – yang pada umumnya menjadi sebuah seri perubahan order – pertama.

Bagaimanapun, meskipun variasi order – kedua lebih komplek dan lebih sulit untuk meletakkan pada pondasinya, lebih memegang janji untuk tujuan merestrukturisasi pendidikan yang mana telah menjadi tujuan harapan kebanyakan orang Amerika.

Reformasi akan tetap berlaku dan barangkali berhasil hanya jika “ keduanya, publik dan guru meyakinkan kebijakan secara pendidikan yang penuh makna – contohnya, bahwa guru merupakan sese orang yang lulus tes kompetensi benar – benar mengetahui lebih tentang pengajaran, jenjang karir benar – benar mendorong bakat seseorang untuk memilih dan tinggal bersama dalam pengajaran, guru yang menguasi benar – benar membuat sekolah lebih efektif dan meluluskan siswa yang lebih baik.Barangkali yang terpenting dari semuanya, lakukanlah reformasi – secara individu atau kolektif – buatlah sebuah perbedaan dalam level pembelajaran yang berperan di dalam ruang kelas.


No comments: